Menyimak foto di halaman utama koran Kompas, Kamis 28 Juni 2012 tentang pendangkalan sungai Kapuas di Kalimantan.....dengan sedikit keterangan dibawahnya. Sebagai orang yang belum pernah ke Kalimantan, saya bertanya " benarkah ? Kenapa ?"
Yang saya ketahui Kapuas adalah sungai yang sangat panjang dan besar, sebagai sungai lalu-lintas. Mungkinkah hujan yang jarang terjadi serta pengundulan hutan di hulu , menyebabkannya?
.....
Kemudian saya membayangkan wilayah Jogjakarta ini, terkebih Bantul sebagai tempat tinggal saya. Bantul ada dua sungai Besar ( setidaknya demikian besar menurut saya ) Sungai Progo dan Opak, yang bermuara di Samudera Indonesia. Sungai Progo berhulu di Temanggung, dengan banyak sungai kecil yang masuk ke Progo, demikian juga Sungai Opak yang berhulu di Merapi, dengan gabungan dari Sungai Oya dari Gunung Kidul..
Kenapa ? Sungai Kapuas yang begitu besarnya saja bisa mengalami pendangkalan karena kehabisan air serta banyak endapan, bagaimana dengan sungai Progo dan Opak ? Tanpa bermaksud untuk berharap hal itu terjadi, sebagai orang awam yang tinggal di daerah paling selatan Jogja, saya memimpikan kondisi sungai tetap pada kodratnya, sebagai jalan air untuk menuju laut. Sebagai tempat untuk hewan air, ikan berkembang biak, sebagai wadah air minum bagi tanaman disepanjang bantarannya, sebagai cermin sinar matahari sehingga kemilau berlian nampak di air sungai yang jernih.
Tentunya harapan ini tidak terlalu muluk. Dan mudah terwujud, jikalau kita semua memperlakukan sungai seperti kodratnya. Dengan tidak menjadikan sungai sebagai wadah panjang sampah kita, tidak menjadikan sungai sebagai wadah racun kita, dengan tidak menjadikan sungai sebagai halaman belakang rumah kita......
Referensi Sumber :http://cetak.kompas.com/, http://sungaikapuas.com/index.php
0 comments:
Post a Comment