Air udah menggenang dimana-mana, dimana-mana ada air. Dimana-mana
air warnanya keruh. Dimana-mana juga ada sampahnya. Dari segala
jenis,ukuran,bentuk,merk,sifat dan lain-lainnya….
Di sini pun sama, di kawasan Mangrove air sudah menggenang
dan coklat keruh.
Tanda bahwa air ini murni air banjir dari daerah di atas sana, baik dari sungai Opak ato sungai Oya atopun dari sungai Winongo, baik Winongo Kecil maupun Winongo Lama. Baik dari selokan-selokan , parit parit maupun dari kebun-kebun yang masuk ke sungai-sungai tersebut. Baik dari Dusun Baros,Muneng, Gegunung, Kalangan, Gunung Kunci, Karang atopun tempat yang lain. Hamper dipastikan semuanya membawa sampah dan juga endapan lumpur tanah yang mengandung pupuk bersamanya.
Tanda bahwa air ini murni air banjir dari daerah di atas sana, baik dari sungai Opak ato sungai Oya atopun dari sungai Winongo, baik Winongo Kecil maupun Winongo Lama. Baik dari selokan-selokan , parit parit maupun dari kebun-kebun yang masuk ke sungai-sungai tersebut. Baik dari Dusun Baros,Muneng, Gegunung, Kalangan, Gunung Kunci, Karang atopun tempat yang lain. Hamper dipastikan semuanya membawa sampah dan juga endapan lumpur tanah yang mengandung pupuk bersamanya.
Nantinya pupuk yang mengendap di kawasan Mangrove ini akan
menyuburkan tanah yang akan diserap oleh segala akar tumbuhan di sini, baik
tananam yang sengaja ditanam maupun tanaman alami. Bahkan biji tanaman yang
terbawa banjir pun akan hidup dari pupuk ini….hebat dueh pokoknya banjir ini.
Terlepas dari segala sisi baik dari sang banjir, kembali
menengok sedikit sisi yang kurang baik dari banjir ini. Banyaknya sampah yang
terbawa banjir akan berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan pohon Mangrove yang baru saja ditanam. Tanaman yang masih beberapa waktu lalu ditanam tentunya
belum kuat akar dan batangnya. Tanaman ini pastilah rawan dengan adanya banjir.
Pengalaman waktu yang dulu, banyak tananam yang ditanam ini akan tersangkut oleh
sampah ( sampah nyangkut di batang ) kemudian batangya miring, kemudian patang
pada pangkalnya kemudian bengkok, yang lebih parah putus dan mati. Belum lagi
ketika banjir menerjang pinggiran dan menggerus tanah yang ditanami, pohon
tidak akan bengkok namun dengan serta merta hilang karena tanahnya ikut
tergerus,,,nah sampai ketemu nanti di samudera…mati lagi tanaman kita…..
Apa solusinya ? marilah kita datang, berkunjung dan menyapa
tanaman yang kemarin kita tanam. Kita bersihkan dari sampah yang nyangkut, kita
luruskan batangnya yang miring sekalian kita ambil fotonya dan kita hitung,
masih berapa yang bertahan dan kuat menahan kiriman banjir ini. Biar nanti
setelah beberapa tahun lagi kita tetap ingat dengan tanaman yang kita tanam.
Kapan ? ya secepatnya dan kapan saja. Maksudnya , tidak
perlu dibuat jadwal khusus bisa kapan saja, pagi sampai sure hari bebas. Seluangnya
waktu kita, dan seenak hati kita saja, tidak perlu dipaksakan, sama seperti
waktu kita nanam dulu. Riang dan gembira.
Siapa ? ya siapa saja dan semuanya saja.
Mengapa ? ya biar tanaman yang ditanam dapat menikmati suasana
hidup dialam bebas tanpa gangguan yang dapat merusak. Biar ia dapat tumbuh
besar. Biar ia dapat menghirup udara dengan rimbunya daun yang dimiliki. Biar ia
dapat memberikan tempat yang nyaman bagi burung dan binatang lain yang berada
bersamanya. Biar ia mampu merasakan air banjir lagi tahun depan. Biar akarnya
mampu mencengkeram tanah, sehingga banjir tidak lagi mampu merebut tanah yang
digenggamnya. Biar batangnya dan dahannya mampu meliuk terkena angin laut yang
mengandung garam. Biar daunnya yang banyak dan lebat mengandung butiran Kristal
garam. Biarkan mereka tumbuh besar dengan sedikit bantuan dari kita….
0 comments:
Post a Comment