Berbincang bersama Pak Sapto Nugroho dan Pak Gatot Susatijo ( BPPT Jogjakarta ), pada hari Selasa , 19 April 2011 di ruang kepala pelaksana BPBD Bantul , DRS Dwi Daryanto, M.Si, sangat menarik.
Perbincangan mengenai rencana pembuatan model limpasan Tsunami di kabupaten Bantul. yang akan dikerjakan oleh BPPT Jogjakarta bersama pemkab Bantul. Nantinya pemodelan ini bisa dipakai untuk mengkaji kejadian gempa bumi yang terjadi di Samudera Indonesia di selatan kabupaten Bantul, yang mana , mungkin saja berakibat menimbulkan Tsunami. Hasil analisis software nantinya dipakai sebagai referensi tambahan untuk memberikan warning pada masyarakat di pesisir kabupaten bantul....( terkait persoalan ini dibahas lain waktu )
Diakhir perbincangan ini ada yang menarik terkait dengan laut selatan kabupaten Bantul ini, yakni ketika berbicara mengenai Rip Current ( kalau tidak salah eja..) atau lebeng ( kami menyebutnya ) walaupun sudah sering didengar namun kali ini lebih menggambarkan kejadian yang sebenarnya dan logis. Tentunya ketika ada korban wisatawan yang terseret ombak atau air saat mandi di Pantai Parangtritis, pastilah tidak asing kata-kata lebeng ini.
Pak Sapto dan Pak Gatot menjelaskan secara sederhana dan singkat,,bahwa Rip Current adalah bentuk kubangan dari air yang kedalamannya sekitar 3 meter, dimana disitu ada arus dari kiri-kanan yang bertemu ditengah dan bergerak ke ( selatan ). fenomena pergerakan ini tidak hanya terjadi pada air lautnya, namun terjadi juga pada tanah / pasir dibawahnya, sehingga secara bersamaan gerakan terjadi antara air laut dan pasir bersamaan. kecepatannya bisa sampai 60 km/jam,,,cepat memang.
" Orang yang masuk pada lebeng dan terseret ini , merasakan bahwa seolah -olah kakinya ditarik ke selatan. ya itu memang benar, karena saking cepatnya air dan pasir itu bergerak membuat orang tidak sempat dan tidak kuat melawannya" kata pak Sapto. Jadi fenomena ini secara ilmu bisa dijelaskan, namun karena terkait dengan mitos dan cerita yang berkembang orang yang terjebak di lebeng karena "dikersake oleh penguasa laut selatan".
Letak dari lebeng ini berpindah-pindah dari waktu kewaktu dan tidak bisa hentikan, ini menjadi unik karena memang pengaruh dari pasir ( merapi kuno ) juga karena pengaruh angin yang terjadi. Dan tidak hanya di Parangtritis namun bisa terjadi sepanjang pantai Bantul ini , makanya bagi wisatawan maupun masyarakat yang ke Pantai diimbau agar senantiasa berhati-hati pada lebeng ini, dan tidak perlu dicoba kekuatanya.
end...
0 comments:
Post a Comment